Entah apa yang menyelinap dalam jalan hidupku hingga aku bisa dekat denganmu. awalnya mungkin hanya gurauan belaka akupun bisa merasa nyaman denganmu. saat-saat membahagiakan ketika aku menemukan teman curhat senyaman kamu. kedekatan itupun tidak pernah kuanggap berharga, karena aku tahu aku bukanlah siapa-siapa. hanya sebuah kerasa nyamanan membuatku sering bertukar pikiran dan bercanda dengan kamu. begitupun aku sering menanyakan kabar rasa yang ada di hatiku kepadamu. untungnya kamu adalah tetangganya.
aku senang bisa bersahabat dengan kamu. walalupun mungkin hal ini dianggap aneh oleh segelintir orang. mengapa aku bisa mengenalmu sedekat ini. engkau layaknya sahabat penaku yang hilang. semua datang di kamu. dan akupun percaya dan memahami. selang beberapa bulan bahkan beberapa tahun persahabatanku mulai dibumbui oleh rasa cemburu oleh kekasihmu. tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali diam. aku merasa bersalah untuk hari itu yang telah menjalin persahabatan yang terlalu dekat. saat itu kau pun meminta aku untuk jauh darimu. oke fire,,,, aku terima. itu keputusanmu dan aku menghargainya. engkaupun tak pernah bisa memahami arti keputusan menghargaimu. kamu tak pernah bisa bertindak arif.
setelah engkau berpisah dari si dia. engkaupun kembali kepadaku kepada persahabatan yang dulu. aku bahagia akhirnya aku bisa bersahabat lagi dengan kamu. rasa persahabatan itu biasa saja. aku lebih menjaga image yang pernah terjadi dulu kala. hingga saat itu aku mulai kembali menebar senyum. aku tak lagi terpenjara oleh rasaku yang brutal. perlahan-lahan rasa brutalku menghilang bersamaan jalinan persahabatanku dengan kamu hingga saat ini.
tiba-tiba sering terjadi rasa yang aneh. aku tak pernah memperdulikanya aku hanya nyaman jika bersahabat dengan kamu. aku tak pernah menginginkan rasa itu ada. namun, sang waktu berbicara lain. ia menuntunku ke kamu dan perasaan ini. kaupun sedikit demi sedikit memaknai arti setiap jengkal pemikiranku. kamu mengetahui aku mempunyai rasa yang aneh. ternyata engkau menganggapnya biasa. aku tidak ingin rasa itu ada.
sampai saat ini rasa itupun masih ada. sering kualami kegelisahan hingga menyebabkan tiap detik aku harus membuka dindingmu. sekarang hanya ada rasa cemburu. bukan kepada mantan kekasihmu tetpai kepada kawan barumu. saat yang kulalui saat ini begitu berat serasa mendapat ujian yang harus aku alami. mungkin ini hal yang sepele bagi mereka yang lain. namun ini aneh untuku. sekarang duniamu baru dan berbeda dengan yang dulu. kenapa tak bisa kurubah rasaku sedinamis kehidupanmu.
aku tersiksa dengan keadaanku. aku menganggapmu sahabat tetapi mengapa aku harus cemburu dengan kawan-kawan barumu. orang menyuruhku bilang kalau aku suka kamu, tetapi aku sendiri merasa tak pantas buat kamu. aku bilang aku tak akan memikirkanmu tetapi mengapa aku selalu mengkhawatirkanmu. aku serba salah dengan keadaanku dan perasaanku.
mungkin aku selalu berkata let it flow, tetapi aku tak pernah bisa mengambil keputusan yang bijak. benar apa kata temanku semua kegalauanku bersumber dari fikiranku yang tak bisa menganggap kecil sebuah peristiwa. benar juga kata temanku aku sering bilang let it flow. tetapi aku hany membiarkan perasaan itu mengalir saja. aku tak pernah bisa mengambil keputusan untuk meninggalkan ataukah mengejar. tetapi pantaskah aku seorang perempuan untuk mengejar????
rasanya aku malu menjadi seorang aku, yang tidak bisa menata perasaanku sendiri. aku bisa menasehati yang lain. tetapi mengapa hatiku sendiri yang terombang-ambing oleh prioritas keputusan antara jujur dan gengsi.
semoga engkau mengerti semua tetesan ungkapan hatiku ini.