Senin, 23 Maret 2015

PERAN PENDIDIK DALAM MENCETAK GENERASI INDONESIA YANG BERKARAKTER SEBAGAI UPAYA MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045 Oleh : Junaidah PGSD/K7112122/VIB



Pada tahun 2045 Indonesia genap memperingati 100 tahun kemerdekaan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Indonesia emas. Tahun di mana tantangan perkembangan zaman yang semakin besar. Dalam menyongsong Indonesia emas 2045 indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia yang handal. Telah kita ketahui berita dari media massa baik cetak maupun elektronik yang memberitakan kasus-kasus kejahatan dan kriminalitas yang melanda bangsa ini yang semakin merajalela. Oleh karena itu, tentunya kita tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur karena kasus-kasus tersebut. Banyak dari kalangan akademis yang tersangkut dalam kasus korupsi. Padahal dari segi intelektual mereka tidak diragukan lagi. Tetapi sayangnya lemahnya moralitas serta tuntutan perilaku yang konsumtif dan hedonis menjadikan mereka tersangkut kasus-kasus tersebut. Upaya untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045 adalah upaya pendidikan karakter. Bangsa ini tidak hanya menginginkan generasi yang cerdas dari segi intelektual dan ketrampilan tetapi yang lebih penting adalah generasi yang bermoral. Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat secara keseluruhan.
Hakikat Pendidikan
            Sesuai dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari kutipan yang terdapat pada UU RI No 20 tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional sudah jelas bahwa pendidikan bukan hanya terfokus untuk mencetak generasi yang cerdas tetapi juga berfokus untuk mencetak generasi yang berkarakter. Dalam hal ini pendidikan sebagai sarana untuk belajar siswa memiliki peran yang sangat penting dan diharapkan mampu menjadi lembaga yang mampu mencetak generasi yang cerdas dan berkarakter. Theodore Roosevelt mengatakan: “To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat)
            Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Sebagai wujud peningkatan kualitas pendidikan bangsa Indonesia pemerintah melalui bidang pendidikan hendak memperbaiki sumber daya manusia khususnya upaya perbaikan karakter bangsa. Dalam hal ini guru sebagai pendidik di sekolah mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mencerdaskan siswa. Pendidikan karakter sebagai upaya untuk memperbaiki moral generasi bangsa diinternalisasikan melalui lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Lembaga pendidikan atau sekolah memiliki tugas untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia
Guru Sebagai pendidik
            Pada umumnya Istilah mengajar dan mendidik sering disamakan maknanya. Pada hakikatnya konsep mengajar dan mendidik memiliki perbedaan. Mengajar merupakan upaya untuk mentransfer pengetahuan/knownledge. Sedangkan mendidik meupakan upaya untuk mentransfer knownledge and value. Guru sebagai pendidik tidak hanya bertugas untuk mengajar, namanya saja pendidik guru bukan hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran di sekolah tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan. Proses pendidikan anak pertama kali berlangsung di dalam lingkungan keluaraga. Selain orang tua sebagai pendidik utama tentunya lembaga pendidikan sebagai tempat belajar siswa memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa. Dalam hal ini guru sebagai subjek dalam pendidikan yang langsung berinteraksi dengan siswa memiliki peran dalam pembentukan karakter siswa dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045. Guru sebagai pendidik di sekolah merupakan suri tauladan bagi siswa. Selain sebagai suri tauladan bagi siswa guru memiliki peranan yang lain yang sangat penting bagi perkembangan karakter anak.
            Guru merupakan orang tua kedua bagi anak. Guru merupakan orang tua ketika di sekolah. Menjadi pendidik atau guru merupakan tugas mulia manusia. Pada hakikatnya semua manusia adalah guru/pendidik. Namun dalam hal ini pendidik yang dimaksud adalah pendidik dalam lembaga pendidikan. Peran guru sangat penting terhadap perkembangan anak. Karena guru memiliki tanggungjawab penuh terhadap perkembangan anak di sekolah.         
Guru Sebagai Suri Tauladan yang baik
            Istilah “Guru” dalam bahasa jawa sering diungkapkan sebagai “digugu lan ditiru”. Dalam bahasa jawa tersebut jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia profesi seorang guru adalah identik dengan dipatuhi dan dicontoh. Maksudnya “digugu” atau dipatuhi adalah segala hal perkataan dan perintah guru harus dipatuhi oleh peserta didik. Sedangkan “ditiru“ memiliki arti dicontoh yakni meliputi tindakan dan perkataan guru dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak sekolah khususnya tingkat dasar lebih memilih percaya pada perkataan guru daripada orang tuanya sendiri. Misalnya dalam hal pelajaran guru mengajarkan materi pelajaran tentang kesehatan, sedangkan di rumah ketika siswa belajar dengan orang tua terkadang dengan materi yang sama namun isinya sedikit berbeda siswa. Maka anak tersebut akan lebih percaya pada jawaban dari guru ketika di sekolah. Walaupun siswa tersebut belum tentu mengerti mana kebenaran yang asli. Selain dalam hal pembelajaran atau wawasan, dalam hal tingkah laku guru ketika di kelas menyampaikan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh siswa. Namun, ketika di rumah orang tuanya mengatakan yang berbeda siswa tersebut biasanya mengatakan kepada orang tuanya  “kata bu guru seperti ini, bukan kayak gitu”.
            Dari pemaparan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam mendidik anak di sekolah sangat mengena bagi siswa. Terlebih bagi pendidikan tingkat dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi awal dalam proses pendidikan yang dijalani oleh anak setelah pendidikan di keluarga. Sebagai pendidik yang memiliki peran utama mencerdaskan kehidupan bangsa, sebaiknya membekali diri agar bisa menjadi suri tauladan yang baik untuk peserta didik. Dengan harapan sikap yang baik dari guru akan berpengaruh dan ditiru oleh siswa sehingga siswa akan senantiasa menjadikan kebiasaan yang nantinya akan melekat di hati anak.
Guru sebagai penentu Tata Tertib di sekolah
            Sekolah memiliki aturan dan tata tertib khusus bagi siswa-siswanya. Tata tertib tersebut dibuat oleh para guru beserta tenaga pendidik di sekolah yang disesuaikan dan dipertimbangkan secara matang. Hal ini bertujuan agar siswa mampu berdisiplin dan tertib terhadap aturan yang berlaku. di dalam sekolah setiap kelas memiliki tata tertib sendiri yang tentunya lebih khusus. Peraturan itu dibuat khusus untuk ketertiban di kelas. Biasanya pada tahun ajaran baru sebelum guru kelas memulai kegiatan pembelajaran guru membuat tata tertib dan konsekuensi yang ditetapkan bersama dengan siswa. siswa diajak untuk membuat peraturan kelas. Menurut Syamsul Yusuf (2000) Pada usai sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan dan tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa usia anak sekolah dasar sudah mampu menyadari akan peraturan dan pentingnya peraturan. Khususnya di sekolah. Melalui tata tertib yang dibuat dan disepakati bersama akan mampu melahirkan anak-anak yang disiplin, patuh,  dan bertanggung jawab. Anak sekolah yang mematuhi tata tertib akan manjadikan kebiasaan bagi mereka. Sehingga ketika sejak kecil mereka sudah terbiasa dengan taat pada peraturan diharapkan dapat menjadikan kebiasaan yang tertanam dalam diri mereka.
Pemilihan Strategi Pembelajaran
            Seiring dengan perkembangan zaman yang didikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan bagi dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu hal yang urgen akan memiliki dampak terhadap perkembangan Sumber Daya Manusia suatu negara. Seiring dengan berkembangnya kurikulum menuntut para kalangan akademis ataupun ilmuwan menciptakan strategi, pendekatan, model, metode, media dan teknik pembelajaran yang terbaru. Hal tersebut dilakukan karena mengingat strategi pembelajaran di sekolah pada zaman dulu dianggap konvensional dan kurang memberikan hasil belajar yang bermakna bagi siswa.
            Banyak jenis-jenis strategi yang muncul yang dikaitkan dengan aspek-aspek kehidupan. Guru sebagai pendidik tentunya memilki hak otoritas untuk memilih strategi mana yang tepat. Namun, mencuatnya pendidikan karakter baru-baru ini membuat guru berfikir keras untuk mengemas suatu pembelajaran yang bernilai karakter. Salah satu langkah guru adalah melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya yang secara tersirat mampu membentuk karakter siswa.
            Pendidikan karakter di sekolah tidak secara langsung menjadi suatu bidang studi/mata pelajaran khusus, tetapi melalui internalisasi dalam setiap strategi pembelajaran. Misalnya dalam memilih model pembelajaran cooperative learning yang tujuan utamanya meningkatkan sikap kerjasama peserta didik, Model pembelajaran kontekstual dapat melatih siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, Model pembelajaran discovery learning mampu membentuk sikap rasa ingin tahu dan kreatif bagi peserta didik. Selain strategi pembelajaran dalam bentuk model atau metode, nilai-nilai kearifan lokal atau budaya dapat diinternalisasikan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut, sebagai upaya untuk mengenalkan kepada peserta didik tentang buaya lokal. Sehingga karakter cinta budaya akan senantiasa terbentuk.
            Walaupun pendidikan karakter tidak secara langsung diberikan alokasi pembelajaran, namun melalui strategi pembelajaran yang tepat akan melahirkan generasi yang bukan hanya kuat intelektualnya tetapi kuat moralnya. Itulah mengapa strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Guru seharusnya memilih-milih stategi yang menarik dan bernilai karakter.
Kerjasama Guru dan Orang tua
            Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua bagi siswa setelah pendidikan dalam keluarga. Anak mulai mendapat pendidikan ketika ia pertama kali lahir dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Otomatis keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi pendidikan anak. Setelah anak memasuki dunia sekolah maka orang tua melimpahkan proses pendidikannya anak kepada guru ketika di sekolah. Tetapi proses pendidikan dalam keluarga tetap berlangsung. Pihak pendidikan yang diberi wewenang dalam mendidik anak secara tidak langsung memiliki tanggung jawab terhadap proses perkembangan anak. Oleh karena itu, guru tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dari orang tua. Guru harus melakukan kerja sama dengan orang tua agar visi dalam mendidik anak dapat searah dan sejalan. Guru dapat melakukan komunikasi dengan orang tua dalam hal perkembangan anak. Agar pendidikan sikap disekolah dapat selaras dengan pendidikan di rumah. 
100 tahun kemerdekaan indonesia merupakan karunia tuhan yang terindah. Melihat perkembangan bangsa ini sejak zaman penjajahan hingga bisa dikatakan negara berkembang dengan pesat. 100 Tahun kemerdekaan Indonesia tentunya menjadikan harapan yang lebih baik bagi bangsa ini. Perbaikan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu fokus utama dari bangsa ini agar mampu bersaing di dunia internasional. Melihat berbagai fenomena krisis moralitas bangsa ini menjadikan gagasan pendidikan karakter semakin digalakkan. Lembaga pendidikan khususnya pendidik atau guru memiliki peran utama dalam pembentukan karakter anak. Semoga dengan adanya optimalisasi peran guru dalam mendidik peserta didik dapat melahirkan generasi bangsa yang berkarakter agar mampu menuju indonesia emas 2045.