Selalu ada goncangan batin disaat sensitif seperti ini. Melihat yang lain bisa tersenyum bahagia bepergian dengan tujuan menenangkan pikir dan meluapkan kesenangan. "Jangan kalah dengan si A mbak, jangan kalah saing" ucap salah satu penghuni rumah rantau. Sejujurnya saya ingin seperti itu, tidak kupungkiri aku manusia biasa bukan malaikat bukan juga dewa saya tetap memiliki fitrah berupa hasrat untuk bersenang-senang apalagi dengan orang yang sangat kita sayangi. Tetapi saya tahu, ada tanggung jawab yang ingin aku selesaikan ada prioritas yang harus kukerjakan. Jika hanya menuruti apa yang ada dalam keinginan yang berujung hedonisme akupun tidak akan jadi anak yang seutuhnya. Apalagi saya hanya mahasiswa yang bergantung hidup pada negara bisa kuliahpun alkhamdulillah ada negara yang masih peduli dengan para rakyatnya yang membutuhkan pendidikan. Saya harus mempertanggungjawabkan serta harus menghadiahkan yang terbaik atas kepercayaan dari kedua orang tua saya.Dari lubuk hati yang terdalam sebenarnya saya iri ingin bisa menjadi seperti yang lain. Tetapi kembali lagi pada esensi mana yang harus diprioritaskan. Saya sangat ingin sekali, tetapi saya sabar menunggu waktu yang tepat, menunggu saat yang benar-benar tepat dan tiada lagi tanggungan yang membayangi. Saat yang benar-benar telah menjadi hak saya untuk merasakannya.
Menjadi mahasiswa yang pas-pas.an dalam segi ekonomi menjadikan perjuangan tersendiri. Oke saya dibantu oleh negara diberikan uang saku dan uang kuliah setiap bulannya. Masih juga diberi sedikit uang saku dari orang tua itupun kalau ada. Untuk bertahan hidup di kota rantau yang sangat besar godaannya menjadikan perjuangan tersendiri. Oke semua biaya itu bisa dikatakan cukup untuk hidup dan untuk biaya pendidikan. Tetapi lihatlah hayatilah semua biaya itu dari rakyat dari pajak rakyat yang setiap tahun ditagih hanya untuk menghidupi para anak bangsa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi jika direnungkan kita tak selamanya bergantung pada negara. Kita harus berusaha sendiri meminimalisir ketergantungan pada negara dengan sekuat tenaga bagaimana caranya memperoleh tambahan penghasilan. Saya malu jika harus menggantungkan diri pada negara jika sampai saat ini saya belum bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Saya belum bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi bangsa ini. saya sangat malu dan menyesal. sama saja dengan bangsa ini memberikan kepercayaan dan amanah tapi apa yang kita lakukan, kita hanya senang-senang dan mendominasikan hedonisme.
Kembali ke topik awal. Masa-masa menyusun tugas akhir selalu ada godaan yang datang menghampiri. Miris melihat kesantaian mereka seperti tanpa beban. tetapi di sisi lain berbanding terbalik dengan sebagian yang lain yang selalu berjuang keras untuk menyelesaikan kewajiban ini. Tetapi kamu ? iya kamu yang masih sering plin-plan kamu yang masih sering galau, kamu yang masih sering iri ketika ada teman yang jalan-jalan, iya kamu yang ngerasa dunia gak adil ketika teman-temanmu pergi kencan, tetapi yang paling miris kamu iri dengan temanmu yang telah melangkah jauh menuju selesai tapi kamu baru sampai beberapa langkah. Prioritas, iya utamakan prioritas yakin dengan prioritas yang telah kamu susun tidak akan sia-sia. Niatkan semua karena Allah dan orang tua. Soal refresing atau jalan-jalan sabarlah.... bukankah refresing tidak harus pergi jauh ke suatu tempat ? bercanda dengan sahabat-sahabatmu bukankah sudah cukup menjadikan fikiranmu refres menghilangkan penat yang melanda. Ingat prioritas ya ? SKRIPSI kan prioritasmu ? nah itulah jalanmu.
Setiap manusia memiliki prioritas hidup masing-masing. Mereka memiliki jalan hidup masing-masing dan hidup adalah pilihan. Tak perlulah engkau merisaukannya. Pun juga membandingkannya dengan dirimu. Mereka telah mempertimbangkannya dengan matang. Prioritas yang mereka pilih telah mereka sanggupi segala resikonya. Tak perlulah engkau urusi prioritas yang lain. Walaupun tujuannya sama, tetapi setiap orang telah digariskan jalan takdrinya dari Allah swt. Bersyukurlah atas segala ni'mat dan kepercayaan dari Allah swt. Tidak semua orang berada pada posisi sepertimu. Layaknya planet-planet dalam sistem tata surya yang memiliki orbit masing-masing. Nah untuk dirimu sendiri bukankah engkau punya prioritas yang telah kamu susun ? bukankah engkau telah berikrar untuk menuntaskan prioritas yang telah dipilih ?. Iya hanya kamu dan Allah yang tahu. Sekarang, sudah saatnya membenah diri apakah selama ini prioritas yang kamu dahulukan sudah benar-benar berniat dari hati ? sudahkah engkau sanggupi segala kemungkinan konsekuensi yang akan ditanggung nanti ? Sudahkah semua atas Allah swt ? Intinya jalani hidupmu dengan selalu bersyukur dan berkhusnudzan kepada Allah. Iya sekarang cemati baik-baik. Segera tunaikan prioritasmu demi orang tua dan bangsa Indonesia.
Biarlah yang lain dengan prioritasnya masing-masing. Bukanku tidak peduli tetapi inilah prinsip hidup yang kupegang teguh. Bukan berarti aku acuh tak acuh tetapi kembali lagi semua sudah dewasa sudah tahu mana yang harus diprioritaskan. pun dengan kamu yang memiliki prioritas yang telah engkau pegang teguh. Akan ada saatnya ketika yang berjuang dengan keras sekuat tenaga akan menuai hasilnya.
Pilihan dan Prioritas