Rabu, 17 April 2013

Sekolah Alam Sebagai Alternatif Pengaplikasian Kurikulum 2013 yang Berbasis Kearifan Lokal Oleh: Junaidah




Kearifan lokal saat ini menjadi topik perbincangan bagi dunia pendidikan. Padahal jauh-jauh hari kosep kearifan lokal sudah merambah ke berbagai bidang selain pendidikan. Menurut ( kaya dan mesiga, 2005) kearifan lokal merupakan pengetahuan yang dimilki bersama oleh suatu komuniti dan diwariskan dari genarasi ke generasi. Kearifan lokal meranah berbagai bidang seperti, sumber daya, pertanian, kesehatan, teknologi serta adat istiadat atau budaya.
Dunia pendidikan Indonesia telah mengalami perkembangan kurikulum. Misalnya kurikulum 1994, kurikulum 1997, kurikulum berbasisi kompetensi ( KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP) dan yang paling terbaru di telinga kita adalah konsep kurikulum 2013. Kurikulum ini belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Namun rancangannya sedikit banyak telah di pahami oleh seluruh tenaga kependidikan. Bagi tingkatan SD pembelajaran sekolah mengedepankan aspek tematik integratif. Aspek kearifan lokal diintegrasikan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai dari kearifan lokal dalam rangka pembentukan karakter siswa.
Selama ini, pendidikan karakter telah dikenal oleh semua orang. Namun, pengaplikasiannya dalam dunia pendidikan masih relatif rendah. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus disejajarkan dengan aspek kownledge. Pendidikan karakter sangat berperan penting bagi perkembangan kepribadian anak didik. Dengan adanya pendidikan karakter di sekolah, siswa dapat melatih diri atau membiaskan diri untuk bersikap dengan semestinya. Siswa harus mendapatkan pendidikan karakter dengan optimal. Jadi dalam hal ini seorang guru harus menuntun siswa untuk menumbuhkan karakter yang baik untuk mereka. Hal ini dimulai dengan keteladanan dari sang guru. Dengan seperti itu, siswa lebih mudah mencontoh sikap dan perilaku yang seharusnya mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah alam merupakan salah satu bentuk sekolah dengan dominasi objek pembelajaran langsung dari alam. Pembelajaran seperti ini sangat efektif, karena mereka bisa langsung terjun ke lapangan melihat objek pembelajaran tanpa harus mendapatkan teori terlebih dahulu di kelas. Hal ini jauh berbeda dengan pembelajaran di sekolah biasa yang hanya diberikan teori oleh guru. kemudian siswa hanya tau tentang teori tanpa melihat langsung ke objek sasaran dengan pendampingan sang guru. Mereka hanya bisa melihat gambar dari buku. Dalam konsep sekolah alam ini semua mata pelajaran akan diintegrasikan dengan kondisi alam. Hal ini tentu cocok dengan konsep kurilkulum 2013 yang menggabungkan konsep kearifan lokal dalam pembelajaran. Disini siswa tidak hanya belajar sesuai dengan kurikulum. Tetapi mereka juga diajarkan keterampilan lain sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Misalnya dalam lingkungan tersebut mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Para siswa diajarkan tentang konsep bagaimana bertani dan terjun langsung ke sawah untuk belajar menanam dan memanen padi. Hal itu tentunya akan menambah efek tersendiri bagi siswa. Mereka dapat mengerti bagaimana susah payahnya petani dalam menghasilakan padi hingga sampai bisa dimakan dalam bentuk nasi. Selain itu, mereka juga akan akan dilatih untuk kerjasama dengan sesama teman yang lain. Mereka juga diajarkan untuk berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan sabar. Selain itu, konsep sekolah alam telah mengajarkan para siswa untuk peduli terhadap alam, untuk mencintai alam, serta melestarikan alam. Sehingga mereka akan senantiasa menghargai setiap hasil alam serta menggunakanya secara efisien. Dengan seperti itu, secara tidak langsung konsep pendidikan karakter telah tertanam pada diri siswa.
Konsep Sekolah Alam hendaknya dijadikan teladan untuk pembelajaran di sekolah. Walaupun sekolah biasa tidak sama dengan konsep sekolah alam. Namun, sebagian strategi dan objek pembelajaran di sekolah alam dapat diaplikasikan di sekolah umum. Pengetahuan kearifan lokal dalam proses pembelajaran mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter siswa. Pengembangan kurikulum baru yakni kurikulum 2013 telah mengkonsepkan pemasukan aspek kearifan lokal dalam pembelajaran. Dengan seperti itu, dalam proses pendidikan siswa tidak hanya memperoleh aspek pengetahuan saja, melainkan mereka tetap mendapat pengetahuan tentang kearifan lokal. Dengan mengkombinasikan kearifan lokal dalam pembelajaran, dengan sendirinya akan membentuk karakter siswa. Karena di dalam pengetahuan kearifan lokal terdapat nilai-nilai yang berperan dalam pembentukan kepribadian siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar