Langit malam telah menampakkan keindahanyya bersama dengan gemerlap bintang-bintang di langit dengan karakteristik cahaya masing-masing. Lampu kota kian memperindah jalan raya dengan keheningan yang menghujam sukma. kukayuh sepeda bersama dengan kawan-kawan di kampungku dengan peluh yang menetes secara perlahan. malam yang hening ditemani dengan alunan senandung lagu asal asia timur yakni india.
Sejenak kulupakan rutinitas pendidikanku dan pulang ke kampung halaman untuk refreshing. aku bersenda gurau bersama dengan seumuranku dan anak-anak ABG Labil. ketika kuberlam-lama dengan mereka tiba-tiba aku mengingat masa remajaku masa ABG yang ebih kukenal dengan masa alay.
kucermati tingkah sikap dan perilaku anak kelas 9 SMP/MTs. mungkinkah dulu aku seperti itu dan mungkinkah rasanya juga seperti itu. ahh aku mengingatknya saat cinta itu terucap dari bibir manisnya dan sektika pula hatiku bergetar akan cinta yang kudengar. aku membayangkan dia dulu seperti anak SMP Kelas 9 saat ini yang kuanggap masih ingusan dan polos. aku baru menyadari bahwa aku dulu terlalu serius. cinta anak ABG Labil itulah cintaku dulu kepadanya percintaan pertama yang membuat aku susah lupa sampai sekarang
aku yang mempercayai cinta benar adanya. aku yang mempercayai cinta membuatku bisa melihat luasnya dunia. aku yang memeprcayai pacar pertama akan membahagiakan. aku yang mempercayai dialah yang diciptakan untukku. aku yang geggabah sering mengungkap cinta tanpa rasa malu.
aku yang terlalus erius menanggapinya. aku yang terlalu fokus mencintainya. dan selalu aku percaya cinta itu benar adanya. keseriusanku dan kepercayaanku yang membuatku terlalu mencintaimu dan tak bisa melupakanmu.
aku dan segala penyesalanku kini menyeruak dengan lantang
menyalahkan sikap dan tindakan pada saat dulu
mungkin cinta yang mampu menghidupkan rasaku
cinta yang menuntunku melihat dunia
dan kepahitan cinta yang membuatku menggapai kedewasaan
menunggu dan mengharap yang telah membentuk jiwa ksatria dan tegar pada jiwa dan ragaku
baru kusadari aku terlampau berfikir dewasa sebelum waktunya kala itu
aku dengan segala keyakinan akan memperoleh cinta yang kuharapkan hanya dia
aku dan segala ke-Alay.anku
aku yang terlalu serius
aku yang terlalu fokus pada sesuatu hingga susah buta berpaling
ya Allah aku yakin perjalanan ini tak akan selalu peluh dan tetes kesedihan yang menemani
aku dengan segala kekhilafanku kala dulu kujadikan sejarah dan kuambil hikmah
Semoga akan segera terganti dengan kisah cinta yang lain
yang tentunya bukan lagi cinta monyet
bukan cinta yang berdasarkan ambisi
bukan cinta yang bertolak pada nafsu
tetapi cinta yang mendapatkan ridha wali dan ridha ilahi
aamiin
:-)
Rabu, 28 Mei 2014
Kamis, 15 Mei 2014
Merindukannya
Langit malam yang tenang hening mencekam membuat hati dan rasa semakin hambar. lantunan syair-syair para musisi angkatan 2000.an yang bergeming rintih di telinga dengan tempo lamban. sunyi dan sepi yang kurasa hanya demikian. inginku berontak dan menyalahkan namun kepada siapa ? akupun tak berhak menentang dan melawan kuasa tuhan. semenjak kumerasakan anugerah terindah dari tuhan baru akhir-akhir ini semua rasa itu telah menghilang. entah karena aku lelah dengan kepastian yang selalu aku kejar ataukah memang aku kebingungan.
Ku akui sekarang aku kesepian dan inilah puncak kesepianku. Usiaku semakin bertambah dewasa namun sampai sekarang aku selalu merasa kesepian. bagaikan hidup di gurun yang tak berair bagaikan musim kemarau yang berkepanjangan dan tak kunjung beralih ke musim semi. sakit yang kurasa ketika aku yang sampai sekarang mungkin sudah dianggap dewasa belum memiliki dambaan kekasih hati. akupun seketika malu mukaku tiba-tiba pucat ketika pertanyaan selalu menghampiriku dengan santainya. batinku kian bergejolak sakit bagaikan diiris dengan pisau yang baru diasah. sakit sekali disaat yang lain sudah memiliki yang mereka harapkan namun sampai sekarang aku belum menemukan. siapakah ya Allah aku sangat membutuhkannya.
aku merasa kesepian dan sunyi. kawan-kawan terdekatku kini telah berangsur-angsur beranjak dari masa single ke masa berpasangan. akupun ingin seperti mereka berbahagia dengan sang pujaan. tetapi siapa ya Allah....
ku hanya bisa berpikir positif dan selalu kutanamkan sifat tersebut untuk menenangkan hati, sebagi penglipur lara hati. aku yakin aku mempunyai masa untuk merasakannya memiliki saat untuk menemukan, mendapatkan dan berbahagia. aku selalu berbaik sangka dengan Allah jika saat ini mungkin merupakan saatku untuk memantasakan diri kelak untuk bisa mendapatkan yang sepadan. prospektif dan ideal. aku sangat merindukaanya :-) sosok yang akan menemani langkah hidupku kelak......
ku hanya bisa berpikir positif dan selalu kutanamkan sifat tersebut untuk menenangkan hati, sebagi penglipur lara hati. aku yakin aku mempunyai masa untuk merasakannya memiliki saat untuk menemukan, mendapatkan dan berbahagia. aku selalu berbaik sangka dengan Allah jika saat ini mungkin merupakan saatku untuk memantasakan diri kelak untuk bisa mendapatkan yang sepadan. prospektif dan ideal. aku sangat merindukaanya :-) sosok yang akan menemani langkah hidupku kelak......
Ya Allah aku merindukannya
Selasa, 13 Mei 2014
Ridha DariNYA
AKU CIPTAANYA
Aku manusia biasa
akupun tidak bisa apa-apa
apapun yang kuinginkan jika tidak ada ridha dariNYa
akupun tak bisa berbuat apa-apa
Aku manusia Normal
Juga Khususnya sebagai kaum hawa
bolehkah aku ingin seperti mereka
yang memiliki dan mengukir cerita dalam bingkaian kebahagiaan
Aku bukan ingin seperti mereka
tetapi ingin menjadi pribadi yang bahagia
menjadi pribadi yang tangguh
bagaimanapun medan kehidupannya
dan sekali lagi aku hanya manusia biasa
yang menginginkan kebahagiaan atas RidhaNYa
hanya dengan RidhaNYa yang selalu kudambakan
entah kapan akan terlaksana
Akupun sebagai manusia
hanya bisa berbaik sangka denganNYA
sang pemilik jagat rayayang paling mengerti saat yang tepat untukku bersuka
Aku manusia biasa
akupun tidak bisa apa-apa
apapun yang kuinginkan jika tidak ada ridha dariNYa
akupun tak bisa berbuat apa-apa
Aku manusia Normal
Juga Khususnya sebagai kaum hawa
bolehkah aku ingin seperti mereka
yang memiliki dan mengukir cerita dalam bingkaian kebahagiaan
Aku bukan ingin seperti mereka
tetapi ingin menjadi pribadi yang bahagia
menjadi pribadi yang tangguh
bagaimanapun medan kehidupannya
dan sekali lagi aku hanya manusia biasa
yang menginginkan kebahagiaan atas RidhaNYa
hanya dengan RidhaNYa yang selalu kudambakan
entah kapan akan terlaksana
Akupun sebagai manusia
hanya bisa berbaik sangka denganNYA
sang pemilik jagat rayayang paling mengerti saat yang tepat untukku bersuka
Rabu, 07 Mei 2014
Anggapan Mereka
ANGGAPAN MEREKA
Aku dianggap tinggi oleh mereka.
Hal ini menjadi beban terberat di pundakku.
Tetapi ketika keyakinan itu menyeruak dalam masuk dalam relung jiwa
dan berkata aku siap dan siap apapun yang akan kuhadapi dan kuberikan
Jangan jadikan hal ini sebagai beban, tetapi jadikanlah sebagai amanah yang harus engkau laksankan dengan penuh tanggung jawab
Tetapi ketika keyakinan itu menyeruak dalam masuk dalam relung jiwa
dan berkata aku siap dan siap apapun yang akan kuhadapi dan kuberikan
Jangan jadikan hal ini sebagai beban, tetapi jadikanlah sebagai amanah yang harus engkau laksankan dengan penuh tanggung jawab
Pagi
cerah di bumi desa lambangan desa tercintaku tempat dimana 20 tahun yang lalu
sampai sekarang aku dibesarkan di sana dengan segenap pengalaman suka duka.
Aktivitas pagi seperti biasanya, ketika kumenapaki kembali tempat kelahiranku
tak banyak yang bisa kubantu pekerjaan orang tuaku di sawah. Hanya sebuah
kewajiban untuk mengurus keperluan rumah seperti mencuci baju, mencuci piring,
menyapu dll. Sebenarnya aku merasa kurang pantas, tetapi mau apalagi aku tak
sanggup untuk memberikan bantuan ke sawah.
Pagi
itu kumulai aktivitas menyuci bajuku dengan mengucek semua baju-baju yang telah
direndam dengan deterjen. Setelah semuanya selesai bersamaan dengan terik
matahari pagi yang mulai menghangatkan tubuh seluruh isi dunia aku pergi ke
sungai untuk membilas semua cucianku. Disana aku bertemu dengan tetanggaku yang
sedang mencuci. Beliau sudah tua seumuran dengan nenekku. Beliau tinggal
sendiri di rumah karena anak-anaknya sudah pada berumah tangga dan mempunyai
rumah masing-masing. Nenek tersebut sangat halus bicaranya. Dan telah diketahui
semua orang bahwa nenek tersebut sangat sopan danhalus dalam berbicara.
Ketika
perbincangan mulai mengarah kepadaku. Beliau menganggap aku tinggi. Iya tinggi
karena kini aku sedang menempuh pendidikan tinggi. Beliau memujiku dan
keluargaku dengan kebanggaan. Belaiu salut dengana anak yang bisa melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi. Beliau merendahkan diri dan menceritakan
tentang aktivitas kesehariaanya menjadi buruh atau kuli di sawah. Ya Allah
sungguh beban yang sangat berat bagiku.
Ketika
semua menganggapku tinggi apakah aku sudah layak untuk mendapatkan ketinggian
itu. apakah aku disini sesuia dengan harapan mereka. Apa yang bisa kulakukakn
kelak untuk membuktikan ketinggianku sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Apa yang bisa aku berikan untuk mereka para kaum yang berpendidikan rendah.
Apakah aku kelak layak untuk dijadikan inspirator bagi mereka?
Spechless jalan fikirku
berubah drastis. Aku yang mungkin kata orang-orang bisa dianggap pinter dan
tinggi merasa masih belum pantas untuk mendapatkan pujian. Aku yang masih galau
dengan situasi dan kondisi. Aku yang amsih dengan lalainya dengan tanggung
jawab dan kewajiban. Aku yang sering merasa inder dan takut untuk melangkah.
Pantaskah aku menjadi harapan mereka para kaum berpendidikan rendah? Ya Allah
berat sekali pencitraan itu bagiku. Tetapi aku yakin aku akan melakukan
semaksimal mungkin bisa mmeberikan manfaat bagi mereka. Walaupun mungkin saat
ini aku belum bisa memberikan arti bagi mereka dari segi materi dan inspirasi.
Aku yakin dengan kesadaranku aku bisa memberikan arti bagi mereka terutama bagi
keluaragaku. Walaupun hanya sebagai calon guru yang kelak nantinya akan menjadi
guru yang kesehariaanya berhubungan dengan anak SD tetapi yang namanya manusia
selalu berhubungan manusia lain baik muda maupun tua. Semoga aku bisa
memberikan inspirasi dan manfaat bagi mereka di lingkungan tempat tinggalku. J J J
Selasa, 06 Mei 2014
Tanggal Hari Ini
Tepat
tanggal pada hari ini selalu menjadikan patokan untukku melangkah. Tetapi
langkahku memang tak semulus jalan tol, tak secemerlang bintang yang bersinar.
Tepat
tanggal pada hari ini sekitar lima tahun yang lalu aku bahagia aku mencoba
memberanikan diri untuk bisa menjalin hubungan dengan yang lain layaknya usia
remaja lain pada kala itu. akupun percaya saat itu merupakan anugerah terindah
sehingga aku menemukan orang yang mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh
hati. Apakah itu hanya perkiraanku. Akupun melepas status menjadi perempuan
yang tidak lagi ditakuti oleh kaum adam semasa sekolah menengah pertama. Aku
percaya dialah yang mencintaiku yang dikirimkan oleh Allah untukku. Dan aku
sangat mempercayainya. Selang beberapa bulan ternyata ia memutuskan untuk tidak
lagi bersamaku. Tahukah kalian saat itu aku sudah benar-benar mencintainya
sedalam samudera hindia. Tetapi cinta tak mungkin dipaksa akupun pura-purasudah
tidak mencintainya. Padahal aku mencintainya sangat dalam. Ya sudahlah mungkin
ini cobaanku dan sekaligus cobaan terberatku.
Tepat
tanggal pada hari ini sekitar 4 tahun yang lalu hatiku masih tetap sama.
Berusaha dengan keras untuk melupakannya sampai-sampai aku selalu menelan pil
pahit kecemburuan, pil pahit kegetiran, pil pahit yang membuat hatiku semakin
kronis. Aku selalu mencoba untuk move on tetapi akupun tidak mampu. Hanya
tangisan yang kuumbar dalam hati ketika melihat kenyataan yang menyakitkan.
Akupun hanya bisa diam mencintai dalam angan tanpa mengharapkan balasan.
Tepat
tanggal pada hari ini sekitar 3 tahun yang lalu ketika kusemakin mencoba untuk
melupakannya rasa itu semakin tak karuan menggerogoti jiwa. Aku semakin melatih
diri untuk tegar atas semua kenyataan yang membuat air mata menetes. Kukira aku
akan secepat itu melupakannya ternyata aku masih tetap mencintainya. Entah apa
yang membutaku mencintainya. Hingga anganku selalu berarah tentang dirinya.
Kemanakah rasa cintaku berlabuh ya Allah.
Teapat
tanggal pada hari ini sekitar 2 tahun yang lalu masih dengan harapanku untuk
bisa melupakannya. Tetapi agak lebih santai ketika aku akan menghadapi ujian
nasional SMA beserta mempersiapkan diri untuk meraih masa depan di perguruan
tinggi. Aku sempat bisa move on tetapi seperti sebelum-sebelumnya aku selalu
mengingatnya tiada detik yang hilang tanpa mengingatnya.
Tepat
tanggal pada hari ini sekitar 1 tahun yang lalu aku mulai bisa melupakannya.
Karena aku merasa risih dengan tingkah lakunya yang mempermainkan perempuan
dengan seenaknya. Hingga seketika mendengar kabar kalau dia seperti itu sontak
suasana hatiku berubah dengan cepat. Ya rasa untuknya telah hilang bak di telan
bumi. Akupun mulai terbiasa dengan sahabatku yang selalu menemaniku setiap
hari. Aku mulai bisa menata hati untuk tersenyum.
Tepat
tanggal pada hari ini, rasanya aku kembali dihampiri rasa tentang dia. Harus
kupercayai ataupun tidak, kemustakhilan sudah menyeruap dalam angan. Tidak
mungkinlah aku manusia yang seperti ini bisa mendapatkan sepertinya. Aku
menargetkan bisa bersamanya lagi ataupun bisa dengan yang lain. Tanggal ini
yang selalu kujadikan patokan untuk perkembangan langkahku. Ah aku hanya bisa
berusaha dan berharap. Nadzarku tentang tanggal inipun belum terwujud. Ah
semoga Allah mempunyai rencana lain yang lebih Indah daripada rencanaku.
Itulah
mengapa aku menspesialkan tanggal pada hari ini. tentang keinginan dan
harapanku yang belum bisa membuatku tersenyum. Sudahlah Allah yang maha
mengatur segala kehidupan manusia. walaupun tak semua target tercapai pada tanggal tepat pada hari ini, kuyakin apa yang aku inginkan dan harapkan akan tercapai di tanggal-tanggal yang lain jika telah mendapatkan izin Allah. :-) aku selalu percaya dan yakin
Ikhlas
akan takdir yang telah digariskan J
J J
Langganan:
Postingan (Atom)