Jumat, 05 September 2014

Vitalis dan Cerita 5 Tahun yang lalu



parfum itu selalu membawaku pada kenangan cerita 5 tahun yang lalu
aku menghela nafas untuk kembali menngunakan parfum itu
lima tahun yang lalu aku menggunakannya saat aku menjalin hubungan dengan dia
hingga semua aktivitas dan kegiatanku sehari-hari tak lepas kumemakai parfum itu
setelah kuputuskan untuk tak bersama lagi dengan dia
bertahun-tahun aku tak berani menggunakan parfum itu
aku selalu bisa mendeteksi orang-orang yang memakai parfum itu
dan jika indera pembauku mencium bau parfum itu
pikiran dan ingatanku akan selalu berujung pada kisah 5 tahun yang lalu

aku sadar aku salah
selalu menganggap hal kecil menjadi petaka besar untuk hidupku
menjadikan hati bersendu hingga tetes air mata mengalir dengan derasnya
hanya karena mengingatnya
itu dulu bertahun-tahun sejak 5 tahun yang lalu

sekarang, aku tak lagi takut untuk menggunakan parfum itu
aku tak lagi mempermasalahkan wangi parfum itu
cerita yang lalu biaralah berlalu
sekarang hanya untuk memikirkan cerita sekarang dan cerita masa depan
aku hanya selalu teringat kebersamaan dengan sahabat-sahabatku 5 tahun yang lalu
semua sahabatku yang kini perlahan-lahan telah melepas masa lajangnya
atau yang masih berjuang menuntut ilmu dan mencari pengalaman
karena masa lalu bukan untuk disesali tetapi untuk dipelajari
untuk bekal masa depan yang lebih baik
tentunya tak selalu kita menoleh ke belakang
yang akan menghalangi keyakinan kita untuk melangkah menyongsong masa depan

Kami Menolak !!!!!

Jum'at, 21 Februari 2014



Seperti itukah ego orang yang bertumpuk uang. Tak memikirkan masa depan lingkungannya. Kami bukan orang tempo dulu yang mudah engkau kelabuhi dengan segepok uang. Halaman rumah kami akan  digunakan dengan sebagai gudang. Mungkin setiap bulan sekali atau setahun kami akan menerima uang sebagai  ganti sewa tempat. Namun, tak semudah itu untuk membohongi kondisi kami. Tak akan bisa seimbang dengan derita kami yang setiap hari akan berkutat dengan hewan-hewan kecil yang berbahaya. Belum lagi harus menanggung bau yang menyengat. Secara tegas kami menolak dan meolak. Mungkin halaman tetangga yang luas merupakan ladang bisnis menggiurkan. Tetapi kami tegaskan lagi kami bukan sekelompok orang yang gila harta. Mungkin jika dizinkan lama kelamaan tanah halaman akan berganti hak milik dan sertifikat halaman akan berganti nama. Dan itulah ketakutan kami. Walaupun kami memang hidup sederhana dengan kondisi rumah yang seadanya tetapi kami bisa bahagia. Kami bukan penggila harta dengan iming-iming segepok uang yang akan memutus masa depan. Mungkin segepok uang akan membahagiakan kami saat itu. Tetapi untuk beberapa tahun lagi kesengsaraanlah yang akan menghantui. Dengan kondisi pertumbuhan manusia yang meningkat dengan kondisi lahan yang tetap tak memungkinkan untuk dimana tepat tinggal 25 tahun lagi. Dan yang kupertimbangkan adalah masa depan bukan masa sekarang. Dengan tanah yang serba terbatas insya’allah akan kami pertahankan untuk masa depan anak cucu. Jika sebagian tanah kami lepaskan itu berarti tempat tinggal kami nanti akan semakin sempit dan sumpek. Dan anak cucu kami akan tinggal dimana? Satu-satunya yang kami punya hanya ini warisan dari orangtua.
Kali ini mencoba kembali untuk menawari kami untuk menjadikan halaman sebagai tempat parkir mobil. Halaman akan dicor dengan pasir dan semen. Sekali lagi kami nyatakan kami tidak mau. Kami mengetahui dampak yang akan terjadi nantinya jika halaman dicor. suhu udara akan semakin panas. Dan kami tidak bisa lagi menanam pohon-pohon buah untuk penghijauan. Di era globalisasi, dampak dari pemanasan global semakin mengenaskan. Walaupun dengan satu dua pohon kami berusaha untuk menguranginya  dengan cara penghijauan agar lingkungan kami bisa bernafas dengan lancar. Dengan kondisi antar rumah yang minim ventilasi sebagai akibat menyempitnya lahan berwujud atar rumah saling berdempetan tak ada celah. Kami mencoba untuk mengatasinya. Dengen mempertahankan halaman untuk penghiajauan kami. Masihkah akan menwari??? Dan sekali lagi kami nyatakan kami menolak.

Politik Bagi Kaum Bersarung


Ahad, 23 Februari 2014

Sebentar lagi pemilu sebagai pesta demokrasi akan berlangsung untuk kesekian  kalinya di negeri ini. Pada tahun ini pemerintah akan menyelenggarakan pemilihan umum yang meliputi pemilhan anggota legislatif baik tingkat kabupaten, daerah dan nasional. Setelah pemilihan anggota legislatif, akan dilanjutkan dengan pemilihan pemimpin  presiden dan wakil presiden.
Menjelang pemilihan umum yang akan diselenggarakan bulan April nanti, jalan-jalan kini dipenuhi oleh gambar baliho, spanduk, poster, gambar dll. Selain media cetak, televisi dan dunia maya juga menjadi sebagai sarana untuk kampanye melalui iklan-iklan untuk menarik hati rakyat. Iklim politik mulai menempati posisi strategis bagi masyarakat. Suara-suara kaum politik mulai sontar terdengar hingga rakyat kecil. Baik mereka yang langsung terjun langsung atau istilah sekarang “blusukan” ataupun yang hanya sekedar memasang visi misi melalui spanduk. Berbagai startegi ditempuh untuk mengambil hati suara rakyat agar menyumbangkan suara mereka untuknya. Tulisan visi misi memenuhi gambar beserta janji-jani. Menjanjikan seputar penyelesaian permasalahan rakyat meliputi berbagai bidang kehidupan.
Selain dari golongan kaum dengan latar belakang politik, bursa pencalonan anggota legislatif juga diramaikan oleh sederet orang-orang berlatar belakang berbeda-beda antara lain : mulai dari kalangan Artis, kalangan Akademis, kalangan Teknokrat, Pengusaha, Santri, Penyanyi, Pedagang, dan rakyat biasa.  Diantara calon anggota legislatif tersebut, dapat kita jumpai calon legislatif yang berlabel kaum pondokan (Santri). Baik mereka diusung oleh partai Islam maupun partai umum. Mereka serta merta ikut memeriahkan burasa calon anggota legislatif negeri ini.
Ketika mendengar kata “Santri/Kaum bersarung” hal yang teringat di benak kita pasti tentang kaum yang bersarung, berpeci, berjenggot tebal, berkalung tasbih, bertumpuk-tumpuk kitab dll.  Rutinitas yang setiap hari dijalani seperti ngaji kitab, ro’an, baca Al-qur’an, kegiatan keagamaan, membantu kiyai dll. Kaum yang masih sering sering didekte sebagai otak dari praktik teroris yang melanda negeri ini. Kaum yang terkenal dengan kedalaman agama serta teguh berpendirian aqidahnya. Kaum yang dikenal dengan keshalihannya. Sejauh yang telah kita ketahui para Santri sering dianggap sebagai kaum yang hanya berkutat tentang keagamaan dan urusan syar’i. Namun, seiring perkembangan zaman kaum Santri mulai menempati posisi penting di negeri ini. Mereka tak lagi hanya mementingkan urusan agama tetapi juga ikut memikirkan negeri ini melalui politik.
Bagaimanakah kemampuan mereka ? akankah mereka bisa sinergis dengan kaum dari kalangan lain ? Banyak dari masyarakat yang memandang kurang sreg mengenai para calon anggota legislatif yang berlatar belakang pondok. Mungkinkah karena minimnya pengalaman tentang dunia politik atau ada alasan lain yang membuat mereka tak menyukai kaum bersarung dalam dunia politik. Bisa jadi mereka telah terbiasa mempercayakan negeri ini bagi kaum dengan berlatar belakang politik. Sebegitu rendahkan persepsi masyarakat tentang keikutsertaan kaum santri dalam bidang politik. Melihat berbagai rentetan permasalahan yang menyangkut para politisi tak lagi menjadi prioritas utama untuk mendominasikan kaum politik. Belum tentu yang berbasic politik bisa memperjuangkan aspirasi rakyat. Tetapi tidak menuntut kemungkinan kaum Santri juga belum bisa maksimal untuk bekerja demi rakyat.
Semua masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk ikut serta memperjuangkan atas nama rakyat. Begitu juga kaum Santri, mereka juga memiliki hak yang sama dengan kalangan lain yang memperjuangkan kehidupan politik demi rakyat. Walaupun latar belakang mereka dari kaum agamawan, tidak menuntup kemungkinan mereka lebih bisa memperjuangkan rakyat. Dari segi kualitas agama, mereka memiliki bekal dari segi agama yang matang. Pembelajaran dan pendidikan selama di pondok mungkin bisa dijadikan acuan untuk memperkuat keimanan dan pengembangan diri. Dari segi moral, kebiasaan pendok telah mendidik mereka menjadi insan yang mengerjakan sesuatu tanpa pamrih ikhlasa dan tulus demi mengharapkan ridha Allah swt. Dari segi motif, keikutsertaan mereka dalam bidang politik bukan hanya sekedar untuk mengejar kekuasaan, mengejar setumpuk materi untuk memperkaya diri,  tetapi lebih kepada memperjuangkan kepentingan rakyat dan mensejahterakan ummat (habblumminannas) berharap semata-mata mengharapkan ridha Allah swt. Bukankah dalam Islam telah telah mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberikan manfaat bagi manusia lain. Dari segi kualitas kepemimpinan, setiap manusia memiliki citra kepemimpinan sendiri tetapi tidak menutup kemungkinkan untuk meneladani kepemimpinan orang-orang hebat yang telah berhasil dalam memperjuangkan rakyat. Dalam Islam banyak tokoh yang menjadi teladan tentang kepemimpinan antara lain : Nabi Muhammad, Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz dan masih banyak lagi. Beliau telah berhasil menggunakan kesempatan menjadi pemimpin untuk sepenuhnya bekerja untuk rakyat. Mereka mampu membawa peradaban islam menjadi gemilang pada masa itu. Hal tersebut dapat dijadikan teladan oleh para kaum santri yang ikut serta dalam bidang politik. Seperti sebuah petikan hadis, “Kullukum raain wakullukum mas’ullin ‘an ro’iyyatihi”. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjwaban atas kepemimpinannya. Aktivis politik santri harus bisa menjadikan dirinya sebagai wajah Islam dalam dunia politik seperti model uswatun hasanah Nabi Muhammad saw dalam menyebarkan kebagusan Islam.
Bangsa Indonesia kini sedang dilanda oleh rasa pesimistis. Merasa sudah tak ada lagi pemimpin-pemimpin yang bekerja sepenuhnya untuk memperjuangkan rakyat. Tidak ada pemimpin yang negarawan. Permasalahan korupsi telah menyelinap di segala bidang dan telah masuk dalam kalangan kementrian agama. Kementrian Agama yang diyakini sebagai lembaga yang didominasi oleh kaum agamawanpun telah terjangkit virus korupsi. Jika masih memikirkan tentang adanya kaum agamawan yang terlibat dalam kasus korupsi. Tidak mengurungkan niat para Santri untuk ketakutan kehilangan citra dari masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Anis Baswedan dalam acara Mata Najwa Onstage di UNS 14 Desember 2013 ketika ditanya tentang kondisi pemerintahan indonesia minim pemimpin yang negarawan “ walaupun banyak yang terlibat dengan permasalahan, kita masih memiliki generasi yang peduli genarasi yang mampu mengatasi permasalahan di Indonesia, generasi yang sekarang sedang mempersiapkan diri untuk masa depan Indonesia baik dari kalangan intelektual maupun yang agamawan ” dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan terkait dengan kaum agamawan yang terlibat dengan kasus korupsi di negeri ini, di sisi lain masih banyak potensi orang-orang di pelosok negeri yang bisa memberikan solusi atas permasalahan di negeri ini.
Apapun latar belakangnya semua masyarakat di Indonesia memiliki hak yang sama untuk turut ikut serta dalam dunia perpolitikan. Santripun sebagai bagian dari golongan di negeri ini memiliki peran yang sama untuk ikut memperjuangkan rakyat. Tidak perlu minder dengan status, toh juga Allah menciptakan makhluknya di bumi dengan kesempatan yang sama. Tentang kemahiran atau kecerdasan menurut saya hanya akan bergantung tentang pengalaman mereka dalam mengikuti perkembangan perpolitikan negeri ini. tentang bagaimana mereka mampu membawa diri dengan jiwa kepemimpinannya. Semoga sistem perpolitikan Indonesia diemban oleh orang-orang yang benar-benar tulus untuk memperjuangkan rakyat. Sistem politik yang bersih dan merakyat yang mampu membawa rakyat menuju kesejahteraan. J J J J

Siapakah Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Selanjutnya ???


Kamis, 10 Juli 2014
 
Tahun 2014 merupakan tahun Politik bagi bangsa Indonesia. Karena tahun ini merupakan tahun dimana siklus 5 tahunan kembali terjadi yaitu pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. pemilihan legislatif telah dilaksanakan pada tanggal 9 april 2014. Sesuai dengan keputusan KPU dan quick count telah ditentukan partai PDIP menempati posisi teratas partai politik yang dipilih oleh bangsa Indonesia.
Tanggal 9 Juli 2014 merupakan hari yang dinanti-nanti seluruh warga Indonesia. Pada hari itu suara seluruh warga Indonesia akan menentukan pemimpin yang akan memimpin Indonesia lima tahun yang akan datang. Pemilihan umum presiden telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia serentak diseluruh Nusantara tepat pada hari Rabu, 9 Juli 2014. Seakan-akan bangsa ini memiliki hajatan besar yang mengundang antusiasme seluruh warga Indonesia baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. bagi masyrakat Indonesia yang sementara masih berada di Luar negeri pemerintah telah mendirikan TPS-TPS dikedutaan RI  dan warga negara Indonesia yang disana telah menggunakan hak pilihnya sebelum tanggal 9 Juli 2014. Masyarakat Indonesia sangat antusias sekali menyambut hari pemilihan presiden jauh-jauh hari yang juga bertepatan dengan bulan ramadhan. Jauh-jauh hari masyarakat selalu mengikuti perkembangan terkini mengenai berita yang menampilkan calon presiden dan wakil presiden sejak pemilu legislatif april yang lalu.
Pemilihan presiden pada tahun ini diikuti oleh 2 kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pasangan 1 : Prabowo Subiyanto – Hatta Radjasa yang diusung dari partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional. Pasangan dengan Nomor urut 2 : Joko Widodo – Jusuf Kalla yang diusung dari PDIP dan partai Golkar. Semua partai telah berkoalisi untuk mendukung pasangan capres dan cawapres masing-masing. Tak hanya anggota partai politik, masyarakat uumum dan public figur juga ikut serta merapatkan barisan mendukung capres-cawapres pilihannya. berbagai rangkaian debat telah dilaksanakan yang memaparkan visi misi capres-cawapres dalam berbagai bidang.
Pemilu presiden sudah dilaksanakan kemrain dan seluruh bangsa Indonesia telah menggunakan hak pilih mereka dengan plihan masing-masing. Tentunya kita sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui siapa yang akan menjadi presiden dan wakil presiden. siapakah pemimpin bangsa ini ? siapakah yang akan menahkodai perjalanan bangsa ini 5 tahun ke depan. Siapa yang akan menggantikan pak SBY, siapa yang akan menruskan jejak para pemimpin bangsa ini, siapa yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bung Karno, pak Harto, pak Habibi, pak gusdur, Ibu mega, dan pak SBY. semua orang tidak sabar untuk segera mengetahuniya dengan cepat. tentu hasil akhirnya berada di tangan KPU. tetapi, proses untuk menentukannya membutuhkan waktu yang lama karena harus menghimpun data dari berbagai daerah di seluruh Indonesia serta data dari luar negeri.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk memprediksi hasil pemilihan umum adalah quick count. quick count atau hitung cepat merupakan suatu cara untuk memprediksi hasil pemilihan umum dengan cara mengambil sample hasil pemilu di suatu daerah yang sekiranya bisa dijadikan perwakilan/sampel untuk hasil keseluruhan daerah tersebut. quick count dilakukan oleh berbagai lembaga di Indonesia antara lain RRI, Litbang Kompas, SMRC, LSI, Cyrus Center, Indikator Politik, dll. Bangsa Indonesia mulai menggunakan quick count pada saat pemilihan umum tahun 1997. hingga sekarang.
pemilihan presiden yang sejak dulu diambil alih oleh MPR kini telah beralih ke konsep demokrasi yang sesungguhnya. yaitu presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. pemilihan umum presiden secara langsung mulai dilaksanakan pada tahun 2004 kemudian 2009 dan 2014.
Menurut data hasil survei berbagai lembaga di Indonesia sebagian ada yang mendapatkan hasil kalau Prabowo-Hatta unggul dibandingkan Jokowi-JK. Tetapi di lembaga survei yang lain mendapatkan hasil Jokowi-JK lebih unggul dibandingkan Prabowo Hatta. Rabu sore kedua-duanya saling mendeklarasikan kemenangannya. sebagai rakyat biasa kita dilanda kegalauan siapakah yang sebenarnya menang dalam pilpres ini ? Media televisi yang sejak awal selalu menyajikan kebaikan-kebaikan capres tertentu memberikan informasi kalau capres yang mereka dukung telah memenangkan pilpres. mereka berpedoman terhadap lembaga survei yang telah memenangkan capres tertentu. tetapi disisi lain media yang mendukung capres yang lain juga tak mau kalah untuk menmberikan informasi kalau capares yang mereka dukung telah memenangkan pilpres. mereka juga berpedoman terhadap survei lembaga yang telah memenangkan capres yang didukung. yang menjadi pembeda adalah lembaga survei yang dirujuk. ada apa dibalik semua fenomena ini ?
seharian menonton hasil quick count sempat membuat saya bingung dan pusing 7 keliling. mungkin anda juga mengalami hal yang sama. sampai-sampai saya bingung mencari media yang menyajikan sumber informasi yang netral tanpa memihak ke A ataupun ke B.
untuk saat ini hasil quick count belum bisa dijadikan patokan siapa yang memenangkan pilpres tahun ini. untuk hasil realnya menunggu keputusan KPU yang akan diumumkan pada tanggal 22 Juli 2014. Sebaiknya kita tunggu dulu dan bersabarlah untuk sejenak. jangan pada berpesta ria maupun konvoi untuk merayakan kemenangan. kita tunggu hasil akhir yang sebenarnya dari KPU. jangan pada mengkalim kemenangan pihak masing-masing. belum ada kepastia sudah pada melakukan syukuran, merayakan kemenangan. dan anehnya kedua belah pihak juga sama-sama mendeklarasikan kemenangan. sesuai dengan pesan bapak Presiden SBY kedua kubu haraplah bersabar menunggu hasil dari KPU sebaiknya kita berikan kawalah untuk penghitungan yang dilakukan oleh KPU supaya tidak terjadi kecurangan sehingga akan mendapatkan hasil yang akurat.
Seperti pertarungan yang lain, tentunya akan ada yang menang dan ada yang kalah. seperti pribahasa menang ojo umuk kalah ojo ngamuk. sebagai bagian dari bangsa kita telah menunjukkan artisipasi melalui pemilihan umum. siapapun yang memenangkan pilpres tahun ini tentunya merupakan pilihan terbaik yang telah disuarakan oleh rakyat karena indonesia merupakan negara demokrasi dari oleh dan untuk rakyat. pemimpin yang ter[ilih berasal dari rakyat dipilih langsung oleh rakyat dan untuk rakyat. siapapun yang menjadi presiden yang akan memimpin indonesia 5 tahun yang akan datang menjadi pemimpin yang amanah. Kepemimpinan yang dibutuhkan bangsa ini bukanlah pemimpin yang ideal tetapi pemimpin yang tepat pada massanya. Telah kita ketahui bahwa Kondisi Indonesia saat ini, tentunya kita membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi permasalahan di indonesia dan mampu membuat perubahan menuju indonesia yang lebih baik.