Jumat, 05 September 2014

Kami Menolak !!!!!

Jum'at, 21 Februari 2014



Seperti itukah ego orang yang bertumpuk uang. Tak memikirkan masa depan lingkungannya. Kami bukan orang tempo dulu yang mudah engkau kelabuhi dengan segepok uang. Halaman rumah kami akan  digunakan dengan sebagai gudang. Mungkin setiap bulan sekali atau setahun kami akan menerima uang sebagai  ganti sewa tempat. Namun, tak semudah itu untuk membohongi kondisi kami. Tak akan bisa seimbang dengan derita kami yang setiap hari akan berkutat dengan hewan-hewan kecil yang berbahaya. Belum lagi harus menanggung bau yang menyengat. Secara tegas kami menolak dan meolak. Mungkin halaman tetangga yang luas merupakan ladang bisnis menggiurkan. Tetapi kami tegaskan lagi kami bukan sekelompok orang yang gila harta. Mungkin jika dizinkan lama kelamaan tanah halaman akan berganti hak milik dan sertifikat halaman akan berganti nama. Dan itulah ketakutan kami. Walaupun kami memang hidup sederhana dengan kondisi rumah yang seadanya tetapi kami bisa bahagia. Kami bukan penggila harta dengan iming-iming segepok uang yang akan memutus masa depan. Mungkin segepok uang akan membahagiakan kami saat itu. Tetapi untuk beberapa tahun lagi kesengsaraanlah yang akan menghantui. Dengan kondisi pertumbuhan manusia yang meningkat dengan kondisi lahan yang tetap tak memungkinkan untuk dimana tepat tinggal 25 tahun lagi. Dan yang kupertimbangkan adalah masa depan bukan masa sekarang. Dengan tanah yang serba terbatas insya’allah akan kami pertahankan untuk masa depan anak cucu. Jika sebagian tanah kami lepaskan itu berarti tempat tinggal kami nanti akan semakin sempit dan sumpek. Dan anak cucu kami akan tinggal dimana? Satu-satunya yang kami punya hanya ini warisan dari orangtua.
Kali ini mencoba kembali untuk menawari kami untuk menjadikan halaman sebagai tempat parkir mobil. Halaman akan dicor dengan pasir dan semen. Sekali lagi kami nyatakan kami tidak mau. Kami mengetahui dampak yang akan terjadi nantinya jika halaman dicor. suhu udara akan semakin panas. Dan kami tidak bisa lagi menanam pohon-pohon buah untuk penghijauan. Di era globalisasi, dampak dari pemanasan global semakin mengenaskan. Walaupun dengan satu dua pohon kami berusaha untuk menguranginya  dengan cara penghijauan agar lingkungan kami bisa bernafas dengan lancar. Dengan kondisi antar rumah yang minim ventilasi sebagai akibat menyempitnya lahan berwujud atar rumah saling berdempetan tak ada celah. Kami mencoba untuk mengatasinya. Dengen mempertahankan halaman untuk penghiajauan kami. Masihkah akan menwari??? Dan sekali lagi kami nyatakan kami menolak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar