Seperti
itukah ego orang yang bertumpuk uang. Tak memikirkan masa depan lingkungannya.
Kami bukan orang tempo dulu yang mudah engkau kelabuhi dengan segepok uang.
Halaman rumah kami akan digunakan dengan
sebagai gudang. Mungkin setiap bulan sekali atau setahun kami akan menerima
uang sebagai ganti sewa tempat. Namun,
tak semudah itu untuk membohongi kondisi kami. Tak akan bisa seimbang dengan
derita kami yang setiap hari akan berkutat dengan hewan-hewan kecil yang
berbahaya. Belum lagi harus menanggung bau yang menyengat. Secara tegas kami
menolak dan meolak. Mungkin halaman tetangga yang luas merupakan ladang bisnis
menggiurkan. Tetapi kami tegaskan lagi kami bukan sekelompok orang yang gila
harta. Mungkin jika dizinkan lama kelamaan tanah halaman akan berganti hak
milik dan sertifikat halaman akan berganti nama. Dan itulah ketakutan kami.
Walaupun kami memang hidup sederhana dengan kondisi rumah yang seadanya tetapi
kami bisa bahagia. Kami bukan penggila harta dengan iming-iming segepok uang
yang akan memutus masa depan. Mungkin segepok uang akan membahagiakan kami saat
itu. Tetapi untuk beberapa tahun lagi kesengsaraanlah yang akan menghantui.
Dengan kondisi pertumbuhan manusia yang meningkat dengan kondisi lahan yang
tetap tak memungkinkan untuk dimana tepat tinggal 25 tahun lagi. Dan yang
kupertimbangkan adalah masa depan bukan masa sekarang. Dengan tanah yang serba
terbatas insya’allah akan kami pertahankan untuk masa depan anak cucu. Jika
sebagian tanah kami lepaskan itu berarti tempat tinggal kami nanti akan semakin
sempit dan sumpek. Dan anak cucu kami akan tinggal dimana? Satu-satunya yang
kami punya hanya ini warisan dari orangtua.
Kali
ini mencoba kembali untuk menawari kami untuk menjadikan halaman sebagai tempat
parkir mobil. Halaman akan dicor dengan pasir dan semen. Sekali lagi kami
nyatakan kami tidak mau. Kami mengetahui dampak yang akan terjadi nantinya jika
halaman dicor. suhu udara akan semakin panas. Dan kami tidak bisa lagi menanam
pohon-pohon buah untuk penghijauan. Di era globalisasi, dampak dari pemanasan
global semakin mengenaskan. Walaupun dengan satu dua pohon kami berusaha untuk
menguranginya dengan cara penghijauan agar
lingkungan kami bisa bernafas dengan lancar. Dengan kondisi antar rumah yang
minim ventilasi sebagai akibat menyempitnya lahan berwujud atar rumah saling
berdempetan tak ada celah. Kami mencoba untuk mengatasinya. Dengen
mempertahankan halaman untuk penghiajauan kami. Masihkah akan menwari??? Dan
sekali lagi kami nyatakan kami menolak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar